Rabu, 12 Agustus 2015

MEMORABILIA Chapter 3



“Indra senpai, ini syal rajutanku sendiri. Mohon diterima.” Ucap gadis manis didepannya.
“maaf Hikaru. Tapi,”
“aku mohon senpai.” Ucap gadis itu sambil menunduk.
“baiklah,” Indra menyerah dan menyimpan syal itu ditasnya.
“terima kasih, senpai” ucap Hikaru sambil menundukkan badannya.
Indra pun mengambil tasnya dan beranjak pulang. Namun, ia merasa ponselnya bergetar dan berkedip tanda ada Blackberry Messanger masuk. Sontak ia tersentak saat melihat pengirim pesan itu. Ia berlari keluar sekolahnya dan menemukan sosok yang ia rindukan berdiri didepan pintu pagar rumahnya. Ia memeluk sosok itu sangat dalam. Dibelainya rambut gadis itu perlahan ia angkat wajah itu untuk menatapnya,
“kapan kamu pulang dari Raleigh’,? Kenapa enggak bilang dulu,? Kalau aku tahu kamu mau pulang, kan’ aku bisa jemput.” Ucap laki-laki berkacamata ini. Namun, kata-katanya hanya disambut dengan senyuman oleh gadis itu.
“kamu tetap enggak berubah ya, selalu mengkhawatirkan hal-hal kecil.”
“karena hal-hal kecil itu berkaitan dengan kamu.” Ucap Indra seraya kembali memeluk gadis itu kembali. “aku merindukanmu. Sangat merindukanmu.”
“aku pun merindukanmu.” Jawab gadis itu dengan lirih. “tapi,”
Karena merasa ada yang mengganjal dari ucapan kekasihnya, Indra pun melonggarkan pelukannya dan kembali memegang dagu gadis itu sambil menengadahkan kepalanya. Indra melihat ada sorot mata yang aneh dari kekasihnya.
“kita bicara didalam,” sahut Indra sambil menarik tangan Gita.
Saat didalam rumah Indra, Gita memperhatikan keadaan rumah Indra. Ia bangun dan melihat beberapa bingkai foto tersusun rapi diatas meja. Ada foto Indra memegang medali, foto Indra dengan keluarganya, foto Indra bersama teman-teman SMP nya. Ia mengangkat bingkai foto itu dan memperhatikan wajah polos teman-temannya. Tiba-tiba dia merasa ada yang merengkuh pinggangnya dalam.
“kamu merindukan mereka juga,?” tanya Indra sambil bersandar di bahu Gita.
“enggak. Cuma, ada yang mengganjal di foto itu.” Ucap Gita sambil meletakkan bingkai itu kembali.
“apa ?” tanya Indra sambil memutar tubuh gadis itu hingga menghadapnya. Gita memperhatikan tubuh Indra yang semakin meninggi. Ia lalu tersenyum lirih.
“enggak ada aku di foto itu. Harusnya diantara kamu dan Farid ada aku.” Jawab Gita sambil memasang wajah cemberut. Indra hanya tersenyum jenaka lalu menundukkan badan hingga wajahnya sejajar dengan Gita.
“sifat kamu ini yang aku rindukan,” ucap Indra sambil mengecup bibir gadis dan melumatnya perlahan. Untuk mereka berdua ini adalah ciuman pertama mereka. Namun secara tiba-tiba Gita mendorong tubuh Indra sehingga ciuman mereka terlepas dan Indra tersungkur kebelakang. Indra menatap kekasihnya dengan bingung sedangkan Gita berlari keluar sambil menutupi wajahnya. Indra mengejar kekasihnya dan memegang lengannya.
“kamu kenapa,sih ?” tanya Indra. Gadis itu hanya terisak lirih lalu dilepaskan tangan Indra perlahan.
“maaf. Kita udahan aja. Aku kira bisa bohongi perasaan aku. Tapi ternyata aku enggak bisa. Aku....”
“.........suka sama orang lain.” Seketika Indra merasa eye rocks berdebum jatuh di perutnya dan dadanya terasa sakit.
“kamu enggak lagi bercanda, kan. Pasti karena April Mop kan. Pasti kamu buat lelucon baru.”
“Ndra, sadar! Aku emang udah enggak bisa sayang sama kamu.! Kamu lembut, enggak tegas.! Bukan laki-laki seperti kamu yang aku mau.! Aku enggak mau ketemu kamu lagi.! Kita putus! ” Gita berlari pergi meninggalkan Indra yang termenung menatap punggung gadis yang dicintainya semakin menjauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar